TREASURE IS NOT EVERYTHING

Aku ayra nadya,aku putri tunggal di keluarga ku dari tiga bersaudara.hari ini hari pertama aku masuk ke sekolah baru ku,setelah kemarin aku di pindahkan dari sekolah yang lama ,di sini begitu nyaman,siswa-siswa di sini sangat menghormati guru mereka,selain itu mereka sangat baik pada ku meskipun aku siswa baru di sini,sangat berbeda dengan sekolah ku yang dulu.
Jangan kan untuk menghargai guru,menghargai teman saja tidak bisa,disana semua serba uang,bahkan harga diri pun dapat di beli dengan uang.
Ustt…kembali lagi tentang sekolah baru ku,hari ini aku bukan hanya mendapat guru,teman dan suasana baru tapi aku juga mendapat sahabat baru,nama nya chika,dia sangat ramah dan baik pada ku,bahkan dia sudah menganggap ku seperti saudara nya sendiri meskipun dia baru mengenal ku.
Hari ini usai jam sekolah chika mengajak ku berkunjung ke rumah nya,aku sangat senang karna selama ini belum pernah ada teman ku yang mengajakku untuk berkunjung ke rumah nya.

Kini bel pulang telah berbunyi,aku dan chika pun bergegas menuju halte dan menunggu pak maman menjemput kami,tak perlu lama kami menunggu akhir nya supir pribadi ayahku itu pun datang,dan kami bergegas menuju rumah chika yang tak jauh dari sekolah.
Hanya dalam waktu kurang lebih sepuluh menit kami tiba di rumah chika,rumah nya sederhana,tapi terasa begitu nyaman,saat kami mulai memasuki rumah, ibu chika menyambut kami dengan penuh suka cita.usai chika mencium tangan ibu nya,ia bergegas menuju kamar nya untuk berganti pakaian,aku tak tau apa yang ku rasakan saat itu,melihat chika mencium tangan ibu nya hati ku terasa sakit,karna selama ini jangankan untuk mencium tangan bunda,untuk berkumpul bersama saja sangat sulit.
meskipun baru bertemu ibu chika sangat baik pada ku begitu pula dengan keluarga chika yang lain nya,bahkan ibu chika mengajak ku berbincang-bincang untuk menambah keakraban  antara kami,setelah itu ibu chika  mengajak ku untuk makan siang bersama.Akupun tak sanggup menolak tawaran ibu chika saat itu.
Saat menyantap makan siang bersama keluarga chika,terasa begitu nikmat, meskipun hidangan yang di sajikan tak semewah hidangan yang di sajikan mbok sumi di rumah.dan bukan hanya itu disini juga aku merasakan rasanya memiliki keluarga meskipun mereka orang asing bagiku,tapi mereka membuat ku sadar seperti apa sebuah keluarga itu sebenar nya,mungkin selama ini aku hidup serba kecukupan,apa yang aku inginkan selalu terwujud dengan seketika,tapi aku tak pernah merasakan rasanya memiliki keluarga seperti apa yang aku lihat di hadapan ku saat ini,ayah dan bunda tak pernah meluangkan waktu untuk anak-anak mereka,waktu mereka hanya di habiskan untuk bekerja,bekerja dan bekerja.
Jika aku di izinkan untuk memilih,aku akan memilih untuk hidup sederhana dengan keluarga yang utuh,dari pada hidup mewah  tapi tak sedikit pun merasakan rasanya memiliki keluarga.

Usai makan bersama, aku  segera berpamitan untuk pulang karna hari juga sudah sore,usai berpamitan aku  bergegas masuk mobil dan pulang bersama pak maman.
20 menit kemudian aku tiba di rumah,dan seperti biasa hanya mbok sumi yang menyambut ku.
****

sejak sore aku tak melihat adik ku,padahal biasanya sebelum aku pulang dia sudah lebih dulu berada di rumah,saat itu juga perasaan ku menjadi tidak enak .lalu  mbok sumi datang menghampiri ku dan  menanyakan apa yang sedang ku fikirkan saat itu,aku pun menanyakan pada mbok sumi apakah adho memberi kabar ke rumah sebelum nya,tapi ternyata tak da kabar dari adho sejak sore tadi.
Aku pun berbincang-bincang dengan mbok sumi di halaman sambil menunggu adho pulang,beberapa saat kemudian ada sebuah mobil polisi berhenti di depan gerbang rumah,aku pun menghampiri polisi tersebut dengan wajah bingung.tanpa berbelit-belit salah satu anggota polisi tersebut segera menjelaskan magsud dan tujuan mereka datang ke rumah ku.
Aku sangat terkejut saat mendengar kabar yang di sampaikan polisi itu padaku,karna dia mengatakan bahwa saat ini adik ku berada di rumah sakit akibat kecelakaan dan kondisinya sangat kritis,aku panik dan tanpa berfikir panjang aku  segera ikut bersama polisi tersebut ke rumah sakit dimana adho di rawat.

Sampai nya di rumah sakit,aku melihat adho terbaring lemah tak berdaya di ruang ICU,dokter bilang dia kehilangan banyak darah,dan juga mengalami gagar otak.mau tidak mau adho harus segera menjalani operasi malam ini,demi menyelamat kan nyawa nya.Aku hanyut bersama kepanikan ku karna dokter belum bisa berbuat apa-apa sebelum orang tua ku datang.sudah berulang kali juga aku menghubungi mereka tapi tak ada satupun dari mereka yang merespon panggilan atau pesan singkat ku,aku mencoba menghubungi kakak ku tapi tetap saja hasil nya sama.dalam kepanikan itu aku yang seorang diri hanya bisa menagis, aku tak dapat berbuat apa-apa untuk menolong adik ku sendiri yang sedang sekarat,aku hanya dapat berdiri di depan ruang ICU tanpa melakukan apa pun,
Beberapa saat kemudian dokter yang menangani adho meminta ku untuk ke ruangan nya,
Saat berada di ruangan dr.imran beliau mengatakan kondisi adho semakin kritis dan beliau juga menyarankan supaya adho secepat nya menjalani operasi sebelum semuanya terlambat.aku pun semakin panik,dan aku pun mencoba menjelaskan pada dr.imran bahwa sampai saat ini belum ada satu pun orang tua ku yang dapat di hubungi,lalu dr.imran pun mengatakan pada ku bahwa dia hanya butuh tanda tangan dari anggota keluarga adho sebagai persetujuan menjalani operasi,aku pun segera menyanggupi untuk menandatangani surat pernyataan tersebut karna aku tak ingin adho semakin lama tersiksa dengan keadaan seperti ini,dan beberapa menit setelah itu adho pun menjalani operasi nya.

*****

Dua jam lebih aku menunggu di depan ruang operasi dengan kepanikan yang mencekam,bibir ku juga tak henti memohon doa untuk kelancaran operasi ini dan keselamatan untuk adik ku,
beberapa saat kemudian dokter imran keluar dari ruang operasi,dia mengatakan bahwa operasi sukses,hanya tinggal menunggu adho sadar dan melewati masa kritis nya,aku cukup lega mendengar kabar itu,aku pun ikut mengantar adho menuju ruang perawatan.
Semalaman aku menjaga adho seorang diri karna sampai detik ini belum ada satu pun dari orang tua ku atau pun kakak ku yang datang untuk menemani ku manjaga adho.aku sangat kecewa pada orang tua ku,karna disaat seperti ini pun mereka lebih mementingkan bisnis dari pada keselamatan anak mereka sendiri.
Saat ini waktu telah menunjukan pukul delapan pagi,tapi adho belum juga sadarkan diri,dan tak lama setelah itu aku melihat adho mulai menggerakkan jari jemari nya,kemudian dengan perlahan dia membuka matanya,aku sangat senang dan tak henti aku mengucap syukur. aku pun segera memanggil dokter untuk memeriksa keadaan adho.
“ra apa yang terjadi sama gue?” ucap adho dengan lirih
“akhir nya loe sadar juga,semalaman gue nunggu loe di sini,loe kecelakaan ” jawab ku
“kenapa sekarang loe jadi perduli sama gue?bukan nya selama ini ayah,bunda,andra,dan loe gak pernah perduli sama gue,bukan nya kalian lebih perduli sama kepentingan kalian masing-masing?” ucap adho kembali
Tanpa ku sadari air mata ku telah jatuh membasahi pipi mendengar ucapan adho,
“maafin gue dho,maafin karna selama ini gue gak pernah bisa jadi kakak yang baik buat loe,bahkan gue gak pernah perduli dengan perasaan loe,tapi sekarang gue sadar bahwa kebersamaan itu sangatlah berarti,dan mulai saat ini gue janji akan jadi kakak yang baik buat loe,yang slalu bisa ngerti perasaan loe” ucap ku
 Adho pun memeluk ku erat seketika itu,dan tak lama kemudian dokter imran datang bersama ayah,bunda serta andra.
“adho…kamu tidak apa-apa nak?” ucap bunda sambil memeluk adho saat itu,tapi adho tak merespon sedikit pun pelukan bunda,mungkin dia masih kecewa dengan sikap ayah,bunda dan juga andra,aku pun merasakan kekecewaan itu,tapi aku tak bisa meluapkan nya,meskipun itu hanya untuk membuat mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan kepada kami selama ini salah,bibirku terasa terkunci,dan mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk ku membuat mereka sadar betapa penting nya arti kebersamaan.
 Beberapa saat kemudian dr.imran pun memeriksa adho.
 dr.imran mengatakan bahwa kondisi adho telah berangsur membaik,dan jika kondisi adho terus seperti ini satu minggu lagi adho sudah di perbolehkan pulang.
Dr.imran pun pergi meninggalkan kami usai memeriksa adho,lalu tak lama kemudian ayah dan bunda,mereka berpamitan karna ada meeting pagi ini,yang di susul dengan andra karna dia ada kuis di kampus.lagi-lagi hanya tinggal aku dan adho di ruangan itu.
setelah mereka pergi aku pun berupaya mengghibur adho dan menceritakan tentang sahabat-sahabat baru ku pada nya.
Aku dan adho pun terus berbincang-bincang,berbagi cerita tentang apa yang aku dapat dari dunia baru ku,begitu pula dengan dia yang bercerita tentang sekolah baru nya,aku melihat ada sedikit kebahagian yang tengah ia rasakan saat ini,dari senyum dan tatapan mata nya.aku pun juga merasakan kebahagian yang sama meskipun aku ingin kebahagian itu lebih dari pada yang ku rasakan saatini.hari ini untuk pertama kali nya aku melihat adho tersenyum bahkan tertawa karna selama ini jangan kan untuk melihat nya,tersenyum atau menyapa nya pun tak pernah ku lakukan,karna aku hanya sibuk dengan kepentingan ku sendiri, tanpa pernah perduli dengan apa yang ada di sekitar ku.
*****

Hari ini hari ke-6 adho di rawat di rumah sakit,keadaan nya pun sudah hampir pulih,dan kata dokter besok dia sudah di izinkan untuk pulang.
“ayra….!!!” Teriak seorang gadis di belakang ku yang tak lain adalah chika
“ada apa chik?” Tanya ku pada chika
“hari ini loe mau ke rumah sakit kan?”Tanya chika
“iya,kenapa?loe mau ikut?” jawab ku,chika pun menganggukan kepala nya.
Aku dan chika pun segera meninggalkan sekolah dan pergi ke RS.
Beberapa saat kemudian kami tiba di rumah sakit dan segera menuju ke ruang rawat adho.
saat itu adho sempat menanyakan siapa gadis yang bersama ku, yang tak lain adalah chika.aku pun segera memperkenalkan chika pada adho,dan begitu pula sebalik nya.setelah itu adho meminta ku untuk membawanya berkeliling di taman rumah sakit karna dia telah merasa bosan, karena terus menerus berada di ruang perawatan nya.
aku pun keluar ruangan untuk mengambil kursi roda,setelah mendapatkan kursi roda aku segera kembali ke ruang rawat adho dan membawanya berkeliling taman rumah sakit.
“huft…lega nya…” ucap adho saat berada di taman
“oya dho setelah waktu itu ayah dan bunda udah kesini lagi?”Tanya ku,dan adho pun hanya menggelengkan kepala nya
“udah gue duga,pasti mereka lebih mentingin bisnis dari pada anak mereka sendiri” ucap ku
“magsud loe apa ra?mana mungkinlah ada orang tua yang gak perduli sama anak nya?’ucap chika
“menurut loe mungkin gak ada sich chik,karna loe punya keluarga yang harmonis,dan setiap waktu selalu bersama,sedangkan gue…..”jawab ku
“emang keluarga kalian kenapa?bukanya keluarga loe itu lumayan tajir ya,setau gue banyak orang bilang hidup itu akan terasa bahagia saat kita bisa mendapat kan apa yang kita mau,dan gue rasa loe bisa kan dapetin apa pun yang loe mau dengan kekayaan dari bokap nyokap loe” ucap chika tegas
“emang sich tapi…..” ucap ku
“tapi kenapa lagi?”
“ayah sama bunda itu beda kak,memang kita bisa dapetin semua yang kita mau,mobil,apartement,uang dan apa pun itu,tapi kita gak pernah dapetin kebahagiaan sedikit pun,jangan kan untuk berkumpul bersama,bertemu dan menyapa pun tak pernah terjadi di rumah” sahut adho
“jadi selama ini keluarga kalian seperti apa?”Tanya chika kembali
Aku pun menceritakan semua yang selama ini terjadi di keluarga ku pada chika,dan chika pun mencoba memahami hal itu.
Hari semakin sore chika pun berpamitan untuk pulang,dan aku kembali mengantar adho ke kamar nya untuk istirahat.

*****
Hari ini adho sudah di izinkan pulang oleh dokter,dan karna itu sepulang sekolah aku bergegas ke rumah sakit untuk menjemput nya.setibanya di rumah sakit aku segera menuju ruangan adho dan membantu nya untuk berkemas setelah semua selesai aku dan adho pun segera pulang setelah melunasi semua administrasi rumah sakit,beberapa menit kemudian kami tiba di rumah,dan seperti biasa tak ada yang manyambut kami selain mbok sumi, kami tau mereka pasti lebih mementingkan bisnis dan urusan mereka dari pada menyambut kedatangan adho.
Tak ingin terlarut dalam kekecewaan itu,aku pun mengantarkan adho ke kamar nya dan mulai bertukar fikiran kembali,beberapa hari belakangan ini aku baru tau betapa sulit nya hidup menjadi seorang adho,mungkin fisikly dia memang pria tapi perasaan nya jauh lebih rapuh dari pada perasaan ku,selama ini dia berusaha untuk selalu tegar, sesulit apapun masalah menerpa nya,karna dia merasa tak ada tempat untuk dia bersandar  dengan semua masalah nya di rumah ini,dan sikap brandal yang melekat padanya selama ini hanya sebagai pelampiasan saat dia merasa tak sanggup lagi untuk berdiri.
aku pun memeluk erat adho dan mengatakan pada nya bahwa mulai saat ini aku akan slalu di sisinya, menjadi tempat untuk dia bersandar saat dia tak mampu lagi memikul beban berat dari problem hidup nya.adho pun memeluk ku dengan erat dan perlahan air matanya mengalir di iringi isak tangis lirih dari bibir nya,hati ku pilu,tetes air mata pun perlahan juga membanjiri pipi ku.
“loe mau janji sesuatu sama gue?”Tanya ku
“janji apa?” Tanya adho kembali
“loe harus janji,mulai hari ini loe harus jadi diri loe sendiri,jadi adho yang lebih baik lagi,dan loe harus nunjukin kalo’ loe juga bisa berprestasi” adho menganggukan kepala nya,dan dia pun kembali memeluk ku dengan erat.
Tak lama setelah itu adho beristirahat,dan aku kembali ke kamar untuk berganti pakaian.usai berganti pakaian aku hanya termenung di depan cermin,sambil memikirkan bagaimana menyadarkan ayah,bunda dan andra bahwa apa yang selama ini di terapkan di keluarga ini salah.semua orang memang butuh harta tapi bukan berarti karna tuntutan kebutuhan fisik itu mereka jadi buta dan melupakan betapa pentingnya arti sebuah kebersamaan dalam keluarga.tuhan….bantu aku untuk menyadarkan mereka.
Sejenak aku tersadar dari lamunan ku karna teriak mbok sumi dari luar kamar yang sejak tadi memanggil nama ku,aku pun segera keluar dari kamar untuk menemui mbok sumi,ternyata mbok sumi hanya ingin menyerahkan kunci rumah karna untuk hari ini dan beberapa hari kedepan dia cuti untuk menghadiri pernikahan anak bungsu nya.dengan cuti nya mbok sumi Suasana rumah pun kini menjadi semakin sunyi karna hanya ada aku dan adho saat ini.

*****

Satu bulan telah berlalu,kini adho sudah jauh lebih baik dari adho yang ku kenal sebelumnya,dia tak hanya memenuhi janji nya untuk menjadi anak yang baik tapi dia juga mulai membuktikan bahwa dia mampu untuk berprestasi,aku bangga memiliki adik seperti dia,dan aku juga kagum karna dia dapat memenuhi semua janjinya dalam waktu yang relatif singkat,mungkin jika aku yang berada di posisi nya tak akan secepat ini aku memenuhi semua janji itu.oya minggu depan adho ulang tahun,aku ingin memberi kebahagian lebih pada nya di hari itu,tapi apa aku sanggup?beberapa hari lalu adho berkata pada ku bahwa tak ada yang bisa membuat nya bahagia di hari itu kecuali kehadiran ayah,bunda,dan andra,dia juga bilang dia tak butuh hadiah apa pun dihari ultah nya kecuali melihat keluarga nya berkumpul dan merayakan hari ultah nya bersama.aku harap aku bisa membuat mereka benar-benar sadar tentang kesalahan mereka di hari itu.semoga saja ini berhasil.tak lama kemudian chika menghampiriku dan kami pun segera pulang.

Beberapa menit kemudian aku tiba di rumah,adho pun menyambut ku dengan senyuman nya,lalu aku segera menuju kamar untuk berganti pakaian.setelah itu aku menghampiri adho yang sedang menonton tv.dan mengajak nya untuk makan bersama,dan saat itu adho mengajak ku untuk makan di luar,karna tak ingin membuat nya kecewa kau pun memenuhi permintaan adho.
aku segera kembali ke kamar untuk berganti pakaian,setelah itu aku dan adho pergi menuju sebuah resto yang tak jauh dari rumah kami.dan setibanya kami disana kami  segera memesan makanan faforit kami, tak perlu menunggu terlalu lama kami pun siap mengisi perut kami yang terasa begitu lapar.usai makan adho mengajak ku untuk mengantar nya ke toko buku,dan saat berada di sana aku tak sengaja bertemu rado,dia teman sekaligus mantan pacar ku saat aku berada di sekolah ku yang dulu,saat itu dia meminta ku untuk kembali pada nya,tapi aku menolak karna saat ini tak ada sedikitpun rasa yang tersimpan dalam hati ku untuk nya,selain itu karna aku sudah menemukan pengganti rado,seseorang yang selalu mengisi hari-hari ku penuh cinta beberapa minggu terakhir ini,ya meskipun dia tak berlimpah harta seperti rado tapi aku yakin dia yang terbaik untuk ku.setelah adho mendapatkan buku yang dia cari kami pun segera pulang karna hari sudah hampir malam.

Hari ini pembagian rapor hasil belajar kami selama ini,perasaan cemas ku rasakan saat aku menerima rapor itu,karna aku takut jika nilai-nilai ku merosot karna begitu banyak meteri pelajaran yang belum sempat ku kejar,tapi semua ke cemasan itu berubah menjadi senyuman yang terpacar dari bibir ku karna aku tak hanya mendapat nilai-nilai yang tinggi tapi juga aku menyandang gaelar juara kelas meskipun bukan juara pertama,tapi aku tetap bangga karna ini pertama kali nya selama ujian aku mengerjakan dengan kemampuan ku sendiri,karna sebelum-sebelumnya aku hanya tinggal melihat kunci jawaban yang sebelum ujian sudah ku dapat dari teman-teman ku.
“ayra tunggu…!!!” teriak seseorang yang tak lain adalah richo anak kepala sekolah sekaligus pacar baru ku saat ini,aku pun menghentikan langkah ku sejenak,ternyata dia hanya ingin mengucapkan selamat atas prestasi yang ku peroleh,dan aku pun juga melakukan hal yang sama karna dia juga mendapat prestasi yang lebih baik dari pada aku di kelas nya,sayang nya kami tak bisa berbincang-bincang terlalu lama karna aku harus pergi ke sekolah adho untuk menjadi wali dalam acara pembagian rapor di sana.

Tak butuh waktu lama untuk aku tiba di sekolah adho, karna jarak sekolah kami tak terlalu jauh,saat aku tiba di sana acara sudah lebih dulu di mulai dan aku sangat bahagia saat aku mendengar adho menjadi juara umum di sekolah nya,mungkin semua kebahagian ini sebagai imbalan dari tuhan untuk aku dan adho,imbalan atas kerja keras kami untuk meraih prestasi lebih baik.saat ini bisa selalu bersama dengan adho saja sudah membuat hari-hari ku menjadi lebih bahagia,apalagi jika kedua orang tua dan kakak ku bisa hadir di tengah-tengah kebersamaan kami mungkin kebahagiaan itu akan terasa menjadi lebih sempurna.usai acara aku dan adho pun segera pulang.
Mulai hari ini dan dua minggu kedepan sekolah libur,sebenarnya aku ingin mengajak adho berlibur ke puncak,hanya saja adho menolak,dia bilang liburan kali ini hanya ingin dia habiskan di rumah,aku pun menghargai ke inginan nya itu,karna itu aku pun juga memutuskan untuk tidak berlibur kemanapun dan menemani adho di rumah.

*****
Hari ini tepat hari ultah adho yang ke 16, tapi sepertinya adho melupakan hari penting ini,meskipun beberapa hari lalu dia sempat mengucapkan keinginan nya sebagai kado istimewa hari ini pada ku,hari ini sebelum adho terbangun dari tidur nya aku sudah lebih dulu pergi kerumah chika,aku meminta chika untuk membantu ku manyiapkan little party untuk adho,dan chika pun dengan senang hati membantu ku ,aku juga meminta bantuan richo untuk membantu chika menyiapkan semuanya,mulai dari tempat,kue,dan lain sebagai nya.
Chika dan richo sudah menyiapkan semua nya untuk malam ini kini giliran aku menyiapkan kado terindah yang di inginkan adho,hari ini aku berencana ke butik bunda setelah itu ke kantor ayah dan terakhir ke apartement andra untuk membujuk mereka untuk hadir malam ini,semoga saja ini berhasil.aku segera beranjak dari rumah chika dan menuju ke butik bunda,sayang nya saat tiba di sana asistent bunda bilang kalau bunda sedang pergi ke kantor ayah.tak mau membuang banyak waktu aku pun segera menuju kantor ayah,dan saat tiba di sana ternyata mereka sedang ada meeting jadi aku harus bersabar untuk menunggu mereka.

Lebih dari 15menit sudah aku menunggu mereka,tak lama kemudian mereka pun datang menghampiri ku,dan menanyakan magsud dan tujuan ku datang ke sana,aku pun menjelaskan semuanya pada ayah dan bunda,tentang harapan adho pada mereka malam ini.
“maaf ya sayang,malam ini ayah dan bunda sepertinya tidak bisa,karna ayah dan bunda harus menghadiri jamuan makan malam relasi kerja kami” ucap bunda,mendengar ucapan itu aku tak dapat lagi menahan amarah ku
“kenapa sih kalian lebih perduli dengan perasaan orang lain dari pada anak kalian sendiri”
“apa magsud ucapan kamu ayra?”sahut ayah
“ayra kecewa sama ayah dan juga bunda,kenapa sich kalian itu gak pernah perduli dengan kami,darah daging kalian sendiri,selama ini yang kalian pentingin itu Cuma bisnis,bisnis dan bisnis,sampai-sampai kalian gak perduli sama perasaan kami,kebahagiaan kami” ucap ku tegas,aku yang mencoba untuk tegar pun tak dapat menahan air mata yang sejak tadi terbendung
“cukup ayra!selama ini apa yang ayah dan bunda lakukan itu untuk kamu,andra dan juga adho,kami bekerja keras untuk kebahagiaan kalian,untuk memenuhi semua kebutuhan kalian,kurang apa lagi kami selama ini,semua yang kalian mau,semua yang kalian butuhkan sudah kami penuhi,kurang apa lagi!” ucap ayah yang merasa tersinggung dengan ucapan ku
“kasih sayang yah,kami kurang kasih sayang dari kalian.apa kalian masih ingat kejadian saat adho kecelakaan?dimana kalian saat adho dalam keadaan kritis melawan maut?dimana kalian saat dokter membutuhkan kalian untuk menyelamatkan adho?ayra kecewa dengan sikap ayah dan bunda saat itu ,ayra kecewa karna kalian hanya mementingkan bisnis dari pada nyawa anak kalian sendiri”ucap ku
“cukup ayra…!cukup!”ucap bunda yang berderai air mata
“yah kami gak butuh semua harta ayah,karna bagi kami buat apa hidup serba berkecukupan tapi tak pernah sedikit pun merasakan kebahagiaan,kami lebih senang hidup sederhana tapi dalam setiap waktu kita bisa selalu bersama,karna dengan sebuah kebersamaan itulah kebahagiaan abadi akan tercipta”ucap ku
“kamu ini sudah mau menggurui kami!iya!kamu itu tau apa tentang kebahagiaan?kamu ini masih kecil belum tau apa-apa” sahut ayah kembali
“ayra memang masih kacil,tapi pemikiran ayra jauh lebih dewasa dari pada orang dewasa seperti kalian,ayra tak ingin berdebat lebih lama di sini ayra Cuma berharap ayah dan bunda bisa datang malam ini sebelum nanti nya kalian menyesal,permisi” aku pun keluar dari ruangan ayah dan pergi.
Aku tau ayah sangat marah pada ku dengan semua ucapan ku,tapi aku berhak mengatakan itu semua, karna semua itu fakta yang harus mereka tau.masih terasa pilu batin ini jika mengigat deraian air mata bunda orang yang sudah melahirkan ku ke dunia ini,mungkin hari ini aku telah melukai hati nya dan semoga saja tuhan mengampuni ku,dan luka itu tak hanya membekas tapi juga membuat mereka sadar tentang kesalahan yang selama ini mereka lakukan.
Dari kantor ayah aku pun segera menuju ke apartement andra,dan beruntung aku dapat bertemu dengan nya,aku pun tak berbicara banyak pada nya aku hanya mengharapkan kehadiran nya untuk datang malam ini,dan dia pun mau memenuhi undangan ku,aku sedikit merasa lega.
Sepulang dari apartement aku pun segera menemui chika dan richo untuk membantu mereka menyiapkan pesta kejutan untuk adho,setelah semua selesai kami pun bersama-sama pergi mencari kado untuk adho.
“gimana ra tadi?”Tanya chika pada ku
“kakak gue sich bisa dateng,tapi gak tau dech kalo’ orang tua gue” jawab ku
“oya ra nanti malam temen-temen adho gak ada yang di undang apa?” sahut richo,aku pun menggelengkan kepala
“adho gak mau temen-temen nya dateng ,dia malu karna setiap kali ultah orang tua gue gak pernah hadir” jawab ku
Usai membeli kado kami pun bergegas pulang,dan bersiap-siap untuk malam ini.

Sepertinya adho benar-benar melupakan hari ultah nya kali ini,karna sampai detik ini pun dia tak menyimpan rasa curiga dengan sikap ku yang sedikit dingin pada nya,bahkan saat aku mengajak nya menuju kafe tempat kami menyiapkan surprisse party untuk nya,
Sebelum masuk aku terlebih dahulu menutup mata adho dengan kain hitam yang sudah ku siapkan sejak tadi.Lalu beberapa saat kemudian kami pun sampai tepat di sebuah ruangan vip di cafĂ© tersebut,aku merasa cukup bahagia karna kakak ku benar-benar datang memenuhi undangan ku,dan aku tetap berharap kehadiran ortu ku untuk melengkapi kebahagiaan malam ini,setelah hitungan ke tiga adho pun mulai membuka ikatan kain yang menutupi mata nya,dan surprisse…..!!!serentak kami meneriakkan kata itu,aku melihat mata adho berkaca-kaca,meskipun aku tak tau pasti air mata apa itu,air mata karna bahagia dengan pesta kejutan ini atau air mata kesedihan karna sampai detik ini ayah dan bunda belum juga hadir,atau mungkin takkan hadir sama sekali.
Setelah make a wish adho pun segera meniup lilin dan memotong kue,potongan pertama kue itu sangat ingin dia berikan pada bunda,itu yang dia ucapkan saat itu tapi tak ada kehadiran bunda di tengah-tengah kami,suasana gembira saat itu pun tiba-tiba menjadi hening,air mata kesedihan itu kembali membasahi pipi adho,tak sanggup melihat nya menagis aku pun memeluk erat tubuh nya,mencoba menegarkan kembali jiwa nya,andra yang selama ini selalu bersikap dingin pada kami pun tiba-tina memeluk ku dan adho,dalam kehenigan yang semakin mencekam aku tak tau keajaiban apa yang di kirimkan tuhan untuk kami,tiba – tiba ayah dan bunda sudah berdiri di hadapan kami,sungguh ini seperti mimpi,tapi mungkin ini kado terindah yang sengaja tuhan kirimkan untuk adho yaitu membuat mereka sadar dari kesalahan mereka.aku melihat kebahagiaan yang sempurna dari tatapan mata adho,dengan air mata yang terus berderai dia memeluk bunda dan ayah serta memberikan potongan pertama kue itu pada mereka,dan mereka pun juga berjanji akan lebih memperhatikan kami dari pada bisnis mereka.dan lebih banyak meluangkan waktu untuk bersama kami.malam ini untuk pertama kali aku merasakan kebahagiaan yang begitu sempurna marasakan arti sebuah kebersamaan keluarga yang sebenarnya,dan mungkin kebahagiaan ini juga yang selama ini di harapkan andra dan adho.
Terimakasih tuhan atas semua keajaiban yang Engkau berikan malam ini untuk keluarga kami.


sekian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar